Semakin menyebarnya pandemi virus corona atau covid-19 di Tanah air, mengakibatkan masker, hand sanitizer, dan alkohol sulit dicari. Ketiga barang tadi dianggap paling efektif untuk meminimalisasi penularan virus yang sudah merenggut nyawa 19 orang di Indonesia itu.
Nah, ternyata selain menggunakan campuran alkohol 70% dan baby oil yang sudah dipraktikan para medis di Puskesmas Tanjung Kabupaten Brebes, hand sanitizer juga bisa dibuat dari sirih. Selain lebih alami, daya antisepticnya juga tidak kalah berkualitasnya dibandingkan campuran dua bahan kimia tadi.
Cara pembuatan dan bahan-bahannya pun sangat mudah dijumpai di sekitar Anda. Karena Anda hanya butuh daun sirih secukupnya, air bersih secukupnya, waskom, botol, dan panci. Lalu?
Begini cara membuatnya. Pertama-tama, ambil daun sirih secukupnya lalu dipotong kasar kecil-kecil. Masukan potongan-potongan sirih tadi ke dalam wadah yang sudah disediakan.
Yang kedua, panaskan air putih di atas api menggunakan panci hingga mendidih. Berikutnya masukan potongan-potongan sirih di dalam wadah, di atas air putih yang mendidih di dalam panci sekitar 30 menit atau sampai keluar ekstrak daun sirih. Lalu matikan kompor, dan dinginkan ekstrak sirih.
Terakhir, tunggu sampai ekstrak sirih dingin, kemudian masukan dalam botol yang sudah disediakan. Hand sanitizer alami pun sudah siap Anda gunakan.
Soal kualitas, jangan ragukan hand sanitizer alami ini. Seperti yang diungkapkan Iving Widhiastuti, ibu rumah tangga di Griya Santika Tegal. Dia mengaku menggunakan cara alami ini, karena sulitnya mencari hand sanitizer dan alkohol di apotek maupun toko-toko bahan kimia.
“Kualitasnya gak kalah kok dengan hand sanitizer atau antiseptic yang dijual di apotek-apotek. Buatnya juga gampang,” ujarnya.
Bahkan di Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Garut, Dinas Kesehatan (Dinkes) sudah menganjurkan ke seluruh UPT Puskesmas untuk mensosialisasikan pembuatan hand sanitizer daun sirih. Anjuran ini dituangkan melalui SE No.448/3880/Dinkes/2020 yang ditandatangani Kepala Dinkes Kabupaten Garut dr. H. Maskut Farid, MM.
Jadi tunggu apalagi, silakan mencoba. Kan, lebih baik mencegah daripada mengobati.
No comments:
Post a Comment